Pengamat ekonomi Didik J. Rachbini coba menyoroti masalah perburuhan
dari secara lebih umum. Ada delapan pokok permasalahan yang menurut
Didik bersumbangsih terhadap kehidupan kalangan pekerja yang masih di
bawah standar.
"Masalah pertama, jumlah pengangguran terbuka
menurun, namun jumlah penganggur terselubung naik," kata Didik dalam
dialog tentang masalah perburuhan di Energi Tower, SCBD, Jakarta
Selatan, Selasa (1/5/2012) sore.
Dalam data yang dimilikinya,
jumlah pengangguran terbuka mengalami penurunan pada periode 2007 - 2011
dari 10 juta menjadi 7,7 juta. Namun, yang menjadi persoalan adalah
jumlah pengangguran terselubung pada periode yang sama justru mengalami
peningkatan, dari 30, 91 juta pada 2007 menjadi 37 juta pada 2011.
Pengangguran
terselubung adalah orang - orang yang bekerja jauh di bawah jam kerja
rata-rata dan memiliki pendapatan di bawah kemampuan sebenarnya. Alhasil
mereka mendapatkan pendapatan yang jauh di bawah kemampuan sebenarnya.
"Jumlah
orang yang terpaksa harus bekerja di bawah 35 jam terus bertambah.
Mereka adalah orang-orang yang punya kemampuan tapi tidak mendapatkan
pekerjaan yang sesuai," kata Didik.
Masalah kedua, menurut Didik,
terkait dengan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Pekerja di
Indonesia masih didominasi oleh mereka yang kurang terdidik. Pada tahun
2011, misalnya, SDM Indonesia terdiri atas 49,40 persen lulusan SD,
18,87 persen lulusan SMP, 15, 61 persen lulusan SMU, dan 8,07 persen
lulusan SMK.http://nasional.kompas.com/read/2012/05/01/22312717/8.Persoalan.Ketenagakerjaan.Menurut.Didik.Rachbini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar